Yunani telah memilih 'Tidak’ (pembatalan dana talangan) dalam referendum pada Minggu kemarin. Dan sekarang, negara ini berada di ambang pintu sebagai negara pertama yang meninggalkan Zona Euro.
Rakyat Yunani berani menolak tuntutan penghematan yang ditawarkan Eropa, yang merupakan syarat bantuan keuangan yang lebih besar untuk negara itu.
Sekarang bank-bank Yunani menghadapi risiko tutup dalam beberapa hari mendatang, dan negara bisa dipaksa untuk meninggalkan Zona Euro.
Jadi apa artinya ini bagi Yunani, Eropa dan seluruh dunia terkait ekonomi global? Berikut 7 hal yang terkait krisis Yunani yang dikutip dari Gulf News, Kamis, 9 Juli 2015.
Bagaimana situasi Yunani sekarang?
Dalam referendum, Yunani menolak tuntutan penghematan yang ditawarkan para pemimpin Eropa sebagai syarat untuk bantuan keuangan berkelanjutan. Lebih dari 60 persen rakyat Yunani telah menolak program dari Eropa.
Inti dari perdebatan adalah, apakah Yunani harus melakukan penghematan sesuai istilah Eropa - atau menurut penafsiran mereka sendiri. Yang pasti, pemerintah Yunani telah menjawab bahwa mereka ingin melakukan penghematan dengan caranya sendiri.
Syriza, partai sayap kiri yang terus berkampanye soal anti-penghematan, memenangkan pertaruhan bahwa Yunani akan menolak tuntutan Eropa. Banyak yang berkata mereka tidak akan berhasil, sebagian karena meski rakyat Yunani tidak suka tuntutan Eropa, mereka telah lama menentang pilihan untuk meninggalkan Zona Euro.
Sekarang Syriza mungkin memiliki bola panas di meja perundingan - tetapi juga memiliki beban mencarikan jalan agar negara bisa melewati apa yang mungkin menjadi krisis keuangan dan kemanusiaan yang menyakitkan.
Syriza sedang berjudi untuk membentuk perekonomian bangsa yang terdiri dari 11 juta manusia selama lebih dari satu generasi.
Apa langkah selanjutnya?
Meski proposal troika kreditur berakhir 30 Juni, atau ketika Yunani gagal bayar 1,6 miliar euro kepada IMF, ada konsensus bahwa perundingan dengan siapa pun yang berkuasa di Yunani bisa dibuka kembali.
Ada kemungkinan diselenggarakan pemilu baru yang benar-benar menerapkan penghematan. Sebab, Eropa tidak mempercayai pemerintahan sekarang yang dipimpin Syriza. Setelah itu, negosiasi mungkin akan bisa berjalan sama seperti sebelumnya.
Sekarang, Syriza mungkin berpikir memiliki posisi yang lebih baik dengan Eropa, namun keberanian mereka akan diuji. Tanda-tanda pertama dari reaksi pasar setelah hari Minggu itu ketika pasar Asia dibuka. Tapi hari Senin adalah ujian yang sesungguhnya.
Investor mungkin menolak untuk meminjamkan uang ke Yunani di hampir semua sektor. Jika Bank Sentral Eropa (ECB) berhenti menyedikan likuiditas, perbankan Yunani ambruk dan pemerintah tidak memiliki pilihan selain mengeluarkan mata uang paralel terhadap euro, seperti mata uang Yunani lama drachma. Selanjutnya, keluar dari Zona Euro akan sulit dihindari.
Bagaimana Yunani sampai ke titik terendah?
Ini adalah kisah panjang yang berakar saat upaya gagal selama lima tahun dalam membendung krisis yang berkembang.
Pada musim semi 2010, Yunani menuju ke arah kebangkrutan, dan diprediksi akan memicu krisis keuangan baru. Untuk menghindari bencana, troika IMF, Bank Sentral Eropa, dan Komisi Eropa, mengeluarkan satu dari dua paket dana talangan internasional untuk Yunani. Bantuan tersebut bukan tanpa syarat. Yunani harus merombak ekonominya, seperti mengakhiri penggelapan pajak dan menjadikan negeri para dewa sebagai tempat menarik untuk berbisnis.
IMF, khususnya, bersikeras bahwa Yunani memotong dana pensiun sebesar 1 persen dari produk domestik bruto. Namun Yunani menjawab bahwa mereka bersedia untuk memotong hanya setengah dan akan menetapkan pajak yang lebih tinggi pada para pebisnis.
Jawaban Yunani itu rupanya tidak membuat troika senang dan mereka pun minta berunding dengan Yunani yang diwakili Perdana Menteri Alexis Tsipras. Namun perundingan tersebut gagal mencapai kesepakatan.
Akibatnya ECB menghentikan likuiditas kepada bank-bank Yunani. Sehingga Yunani terpaksa menutup bank-bank, membatasi penarikan ATM sampai 60 euro per hari dan mencegah warganya memindahkan uang mereka ke luar negeri.
Parahnya, pada Selasa pekan kemarin, Yunani mengumumkan bahwa mereka akan default untuk pembayaran 1,6 miliar euro kepada IMF. Itu tidak mengherankan. Yunani tidak memiliki uang sebesar itu karena pada dasarnya negeri para dewa itu tidak memiliki apa-apa alias bangkrut.
Separah apakah situasi di Yunani?
Yunani telah mengalami salah satu penurunan ekonomi terburuk dalam sejarah modern yang bukan disebabkan oleh perang.
Keruntuhan PDB Yunani menjadi salah satu yang terburuk dari negara-negara maju sejak tahun 1870. Namun sebagian keruntuhan negara-negara maju tersebut selalu terkait perang.
Apa yang terjadi jika Yunani keluar dari Zona Euro?
Banyak ekonom, termasuk pemenang Hadiah Nobel Milton Friedman, memperingatkan sistem tidak akan bekerja jika negara-negara dengan kebutuhan ekonomi yang berbeda berbagi kebijakan mata uang tunggal tetapi tidak kebijakan fiskal.
Pada waktu tertentu, mata uang akan terlalu ketat atau terlalu longgar untuk beberapa anggota, dan tidak bernilai apa-apa untuk menyeimbangkannya.
Sama seperti Yunani. Banyak yang khawatir masalah Yunani akan menyebar ke seluruh dunia. Jika Yunani gagal membayar utang dan keluar dari Zona Euro, diperkirakan terjadi guncangan global lebih hebat. Banyak investor akan meninggalkan Yunani dan beralih ke negara maju sesama Eropa seperti Jerman. Pengangguran akan meningkat karena gaji pegawai dipotong oleh pemerintah.
Mengapa harus khawatir pada Yunani yang ekonominya kecil?
Selama ini Yunani mendapat dana talangan dari ECB yang anggotanya adalah bank-bank Eropa, termasuk Prancis dan Jerman. Jika Yunani gagal bayar utang, maka bisa dipastikan bank-bank Prancis dan Jerman terkena dampaknya, termasuk bank-bank di luar Eropa yang memberi pinjaman kepada Yunani.
Tidak hanya itu, gagal bayar juga memaksa Yunani keluar dari Zona Euro. Eropa juga khawatir jika Yunani bangkrut dan keluar dari Zona Euro, akan terjadi gejolak di pasar keuangan.
Untuk itu Eropa telah memasang pengaman untuk mencegah agar masalah Yunani tidak menyebar ke negara lain. Namun jaring pengaman itu belum teruji. Yunani hanya bagian kecil dari Zona Euro, yang bisa mendapatkan kembali otonomi keuangan dan ekonominya sendiri setelah keluar dari sistem mata uang tunggal Eropa itu.
Mungkin Zona Euro lebih baik tanpa Yunani yang selama 5 tahun ini selalu merepotkan.
Jadi apa artinya ini bagi ekonomi global?
Mungkin tidak sebesar yang kita pikirkan. Pengaman Eropa tampaknya berfungsi. Sulit untuk mengatakan apa yang akan terjadi dalam kasus terburuk dari Yunani ketika meninggalkan Zona Euro. Tetapi mungkin sesuatu seperti ini:
Yunani: Drachma, mata uang baru Yunani nilainya akan langsung turun, inflasi akan melambung ke dua digit, impor seperti makanan dan minyak mungkin perlu dijatah, perusahaan yang meminjam dalam mata uang euro mungkin bangkrut, dan pemerintah harus menyeimbangkan anggarannya semalam.
Dengan kata lain, semuanya akan berjalan lebih buruk dari sebelumnya bagi negara dengan tingkat pengangguran yang mencapai 25 persen ini. Tapi setelah satu atau dua tahun, rasa sakit tersebut akan berlalu dan Yunani akan memiliki mata uang yang lebih murah yang akan membuat ekspor lebih kompetitif dan pariwisata yang lebih menarik. Yunani mungkin akan mulai pulih jauh lebih cepat daripada jika masih tinggal di Zona Euro.
Eropa: Pertama, mereka akan kehilangan uang dalam ratusan miliar euro. Pemerintah Yunani bukan saja tidak bisa mendapat dana talangan 240 miliar euro, namun bank-bank akan gagal menerima dana pinjaman dari ECB(European Central Bank) sebesar 89 miliar ketika negeri para dewa itu keluar dari Zona Euro. Kedua, akan ada beberapa krisis yang menular.
Biaya pinjaman akan naik untuk Italia, Spanyol dan Portugal. Namun ECB(European Central Bank) katanya sudah membeli obligasi mereka dan telah berjanji untuk membeli sebanyak yang dibutuhkan agar suku bunga tetap rendah. Ketiga, semua ketidakpastian ini akan membuat euro jatuh lebih jauh, namun meningkatkan ekspor mereka dalam proses.
Dan akhirnya, hal terburuk yang bisa terjadi pada Eropa adalah jika Yunani menjadi lebih baik setelah meninggalkan Zona Euro. Kelompok anti-penghematan akan merasa di atas angin dengan menunjukkan bahwa mereka tidak rugi keluar dari Zona Euro.
Amerika dan dunai lainnya: Bank-bank dalam kondisi baik-baik saja. Beberapa hedge fund mungkin gagal. Dan dolar yang lebih kuat (sisi lain dari melemahnya euro) membuat ekspor sedikit kurang kompetitif di luar negeri.
Sumber: Dream.co.id
0 komentar:
Posting Komentar