Music

Pages

Selasa, 03 Februari 2015

MARKETING PERSPEKTIF RASULULLAH SAW

Oleh: Miftahuddin

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhannya, ada pihak yang meminta dan ada yang menawarkan. Pemasaran menarik perhatian yang sangat bessar baik dari perusahaan, lembaga maupun antar bangsa. Bergesernya sifat baik dari perusahaan, lembaga maupun antar bangsa. Berbagai organisasi dalam melaksanakan pemasaran seperti lembaga-lembaga pemerintah, orgnisasi keagamaan dan lain-lain memandang pemasaran sebagai suatu cara baru untuk berhubungan dengan masyarakat umum. Pada awal sejarah bahwa pemasaran dilakukan dengan casra pertukaran barang (Barter) dan terus berkembang menjadi perekonomian dengan menggunakan uang sampai dengan pemasaran yang modern.
Jika kita bandingkan masyarakat yang masih sederhana dan yang sudah maju akan tampak bahwa ada perbedaan di antara keduanya, terutama dalam sifat dan kemajuan perekonomian. Pada masyarakat yang masih sederhana orang berusaha memproduksi apa yang menjadi kebutuhannya dan keluarganya. Belum ada produksi untuk tujuan memuaskan kebutuhan orang lain.
Pada suatu kenyataan, utamanya factor alam, terdapat suatu jenis barang dalam jumlah besar pada suatu tempat, sedangkan di tempat lain hamper tidak didapat. Keadaan seperti ini menghendaki kecakapan orang tertentu di tempat tertentu pula. Misalnya ikan di tepi pantai relative banyak, sedangkan buah-buahan di  pegunungan relatif  banyak. Untuk itu perlu adanya kecakapan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing, diperlukan pemasaran di situ terlihat antara produsen dan konsumen dengan tempat yang saling berjauhan dan produk yang berbeda pada tempat yang berbeda pula. Pemasaran khusunya jual beli di lakukan dengan barter sudah sukar dilakukan.
Dengan demikian akan digunakan uang sebagai alat tukar atau sebagai alat perantara. Orang yang melakukan kegiatan menyampaikan barang dan jasa itu telah melakukan kegiatan pemasaran.
pada umumnya pemasaran dianggap sebagi tempat bagi para penggeruk keuntungan, orang penuh muslihat, penjaja barang yang menggoda keinginan orang. Oleh sebab itu banyak konsumen yang ditelan oleh orang-orang jahat, tapi apabila kita menerapkan sistem-sistem islam di pemasaran itu maka hal-hal seperti itu tidak akan terjadi. Pada dasarnya, bagi umat islam Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kepada kita bagaiman sistem pemasaran islami. Akan tetapi, karena di masyarakat sudah berakar sistem pemasaran konvensional maka sistem pemasaran islam kurang dikenal. Hal ini juga menjadi pelajaran untuk kita agar dapat mengenalkan kembali dan menjadikan sistem pemasaran berkembang di kalangan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1.    Bagaimana cara Rasulullah dalam Melakukan Mind Share?
2.    Bagaimana cara Rasulullah dalam Melakukan Market Share?
3.    Bagaimana cara Rasulullah dalam Melakukan Heart Share?
4.    Bagaimana cara Rasulullah dalam Melakukan Soul Share?

C. Tujuan Masalah

1.    Untuk Mengetahui bagaimana Rasulullah melakukan Mind Share.
2.    Untuk Mengetahui bagaimana Rasulullah melakukan Market Share.
3.    Untuk Mengetahui bagaimana Rasulullah melakukan Heart Share.
4.    Untuk Mengetahui bagaimana Rasulullah melakukan Soul Share.

BAB II
PEMBAHASAN

A. MIND SHARE

1.  Muhammad dalam melakukan Sagmentasi

Sebelum memulai usaha perdagangannya, Muhammad telah melakukan beberapa perlawatan ke Bahrain di bagian timur Semenanjung Arabia. Ini ditegaskan oleh sebuah hadits dalam Musnad Ahmad. Ketika ratusan utusan datang pada Muhammad setelah kemenangan kota Makkah, seorang di antaranya yang bernama Abdul Qais datang menemui Muhammad. Selanjutnya, Muhammad meminta agar mereka memanggil dan memberitahukan pemimpin mereka, yaitu al-Ashajj. Ketika menghadap, Muhammad pun mengajukan bermacammacam pertanyaan tentang penduduk berbagai kota dan urusanurusan mereka. Secara khusus, Muhammad juga menyebutkan nama-nama Sofa, Mushaqqar, Hijar, dan beberapa kota lainnya. Pemimpin mereka, al-Ashajj, sangat terkesan dengan pengetahuan luas yang dimiliki Muhammad tentang negerinya, sehingga ia mengatakan, “Ayah dan ibuku akan berkorban demi Anda karena Anda tahu banyak tentang negeriku dibanding aku sendiri dan mengetahui nama-nama lebih banyak kota di negeri kami daripada yang kami ketahui”. Muhammad berkata, “Saya memiliki banyak kesempatan untuk melakukan perjalanan di negeri Anda dan di sana saya menemukan keramahtamahan yang sangat besar terhadap saya.” Menurut geografi Arab kuno, ketiga kota ini (Sofa, Mushaqqar, dan Hijar) berada di Bahrain. Pengetahuan yang rinci tentang kebiasaan setempat, cara hidup penduduk Bahrain, cara mereka makan dan minum menunjukkan bahwa Muhammad telah berkali-kali mengunjungi Bahrain untuk perjalanan bisnis ke pasar Mushaqqar. Sebagaimana dikatakan oleh pemimpin para utusan al-Ashajj, “Anda (Muhammad) mengenal lebih banyak kota-kota dan penduduknya daripada saya.” Jelaslah bahwa seorang Muhammad telah melakukan segmentasi pasar yang akan menjadi tujuan perdagangannya berdasarkan faktor geografis, demografis, dan psikologis.
2. Muhammad dalam melakukan Targeting

Penempatan kota Mekkah sebagai tempat lahirnya seorang Muhammad sama sekali bukan tanpa alasan. Bangsa Arab pada masa itu tidaklah sebiadab yang diperkirakan oleh sebagian besar orang. Bangsa Arab memiliki pemikiran yang cerdas dan jiwa yang jernih. Mereka mempunyai daya tanggap yang kuat sepadan dengan kekuatan tekad mereka untuk membela diri. Di antara negeri-negeri di timur yang paling jernih hatinya adalah semenanjung Arabia. Semenanjung Arabia secara geografis merupakan tempat yang dikelilingi oleh benteng-benteng alam yang dapat menjaga mereka dari serangan barbarisme. Jazirah Arab terletak di tengah-tengah peradaban dan kebudayaan yang pada masa itu dunia dikuasai oleh dua negara adidaya, yaitu Persia dan Romawi, kemudian menyusul India dan Yunani. Karakteristik bangsa Arab seperti bahan baku yang belum diolah dengan bahan lain, masih menampakkan fitrah kemanusiaan dan kecenderungan sehat dan kuat serta cenderung
kepada kemanusiaan yang mulia, seperti setia, penolong, dermawan, rasa harga diri dan kesucian. Hanya saja mereka belum memiliki pengetahuan yang bisa mengungkapkan jalan ke arah itu sehingga mereka sesat, tidak bisa menemukan nilai-nilai kemanusiaan. Watak dan perangai orang-orang Arab yang terkenal setia, penyantun, toleran dan patuh kepada seorang pemimpin yang mereka anggap benar. Mereka patuh tetapi tidak mau taat pada anjuran perbuatan yang dianggap nista. Mereka mengikuti petunjuk yang baik secara sukarela dan tanpa paksaan. Targeting yang dilakukan benar-benar merupakan perencanaan yang sempurna. Apabila Muhammad dilahirkan di daerah selain Arab, kemungkinan pertumbuhan Islam tidak akan sepesat yang kita saksikan sekarang. Pemilihan Madinah sebagai tempat pindahnya (hijrah) Muhammad pun merupakan Targeting yang telah diperhitungkan dengan sangat baik. Letak geografis Madinah merupakan pertahanan militer alam yang sangat baik. Selain itu, jazirah Arabia merupakan tempat yang sangat kondusif untuk melakukan berbagai kegiatan termasuk perdagangan. Penduduk Madinah pun dikenal sebagai orang-orang yang kuat dalam mempertahankan kehormatan dan harga diri. Mereka terkenal sebagai orang yang pendiam, gigih, dan pantang menyerah. Secara individu, Muhammad telah melakukan Targeting yang luar bisa, berbeda dengan teori Targeting yang hanya memfokuskan pada satu segmen atau komunitas. Seorang Muhammad dapat memasuki semua segmen yang ada pada masyarakat semenanjung Arabia. Bahkan Muhammad mampu melakukan Targeting mulai dari kalangan raja-raja sampai pada budak-budak belian pada masa itu. Muhammad dapat melakukan sistem one brand for all tetapi dengan positioning yang berbeda. Pada awalnya memang Muhammad melakukan prinsip Targeting, tapi kemudian ia tetap mengarah pada semua segmen yang ada. Muhammad telah mampu melakukan one on one marketing yang merupakan segmen terkecil dari market.

3. Muhammad dalam melakukan Positioning

Pada waktu itu, positioning yang terjadi bukan pada produk karena memang penggunaan merek belum merupakan sebuah hal yang lazim dilakukan. Merek product yang tercipta pada saat itu hanyalah berdasarkan lokasi geografis seperti sutra dari Cina. Sehingga positioning yang ada lebih condong pada pembentukan personal branding pada diri Muhammad. Di kalangan para pedagang dan pengusaha saat itu sosok seorang Muhammad sangat disegani dan dihormati karena kejujuran dan keadilannya. Betapa pun kecilnya urusan dagang yang pernah ia lakukan selama remaja, ia tidak pernah memberikan kesempatan pada para pelanggannya untuk mengeluh. Ia selalu menepati janji serta mengantar barang-barang yang kualitasnya telah disepakati oleh kedua belah pihak tepat pada waktunya. Tidak ada tawar menawar dan pertengkaran antara Muhammad dan para pelanggannya sebagaimana sering terjadi pada waktu itu di pasar-pasar. Segala permasalahan antara Muhammad dan para pembeli atau penjual selalu diselesaikan dengan damai dan adil tanpa ada kekhawatiran akan terjadi unsur penipuan di kedua belah pihak. Kejujuran, keadilan dan konsistensi yang ia pegang teguh dalam bertransaksi telah menjadi teladan abadi dalam segala jenis masalah perdagangan. Reputasi Muhammad sebagai pedagang yang jujur dan terpercaya telah terbina dengan baik sejak usia muda baik di kalangan pengusaha saat itu sampai ke kalangan investor yang merupakan orang-orang kaya di kota Mekkah. Ia selalu memperlihatkan rasa tanggung jawab dan integritas yang besar dalam berurusan dengan orang lain. Positioning itulah yang secara terus menerus ditanamkan oleh Muhammad sehingga mengakar dengan baik dalam benak para pengusaha. Di luar itu sosok Muhammad juga mampu mem-positioningkan dirinya sesuai dengan lingkungan di mana dia berada. Di mata para prajuritnya, Muhammad adalah seorang panglima yang brilian dengan strategi perang yang jitu. Di mata keluarganya, Muhammad adalah seorang kepala keluarga yang baik, suami teladan dan ayah yang ideal. Di kalangan musuh, Muhammad mempunyai positioning yang kuat dan sangat disegani.

B. MARKET SHARE

1. Muhammad dalam melakukan Diferensiasi

Kehidupan perniagaan pada bangsa Arab merupakan sebuah fakta sejarah yang tidak dapat dipungkiri. Dengan kondisi daerah yang dikelilingi oleh padang pasir yang panas dan kering sangat kurang menguntungkan pada para penduduk di semenanjung Arabia untuk melakukan kegiatan selain berdagang. Sehingga ketika Muhammad dilahirkan, ia mendapat keuntungan yang besar dari hal tersebut. Lambat laun hasil usaha Muhammad mulai menunjukkan perbedaan yang mencolok di antara pengusaha yang lain pada masa itu. Sejak awal Muhammad muda telah menciptakan diferensiasi atas dirinya sehingga ia dikenal bukan sebagai satu di antara banyak pengusaha yang ada, tetapi sebagai satu-satunya pengusaha muda dengan hasil perdagangan yang luar biasa. Membawa keuntungan yang berlipat ganda telah menjadi reputasi yang melekat pada diri Muhammad. Muhammad menyadari bahwa orang-orang Arab di masa itu khususnya bangsa Quraisy adalah orang yang pintar, dalam artian tidak akan dengan mudah menerima sesuatu yang berbeda dengan apa yang telah mereka percayai atau apa yang telah mereka anut. Cara berdagang Muhammad yang lain dengan cara konvensional para pedagang Arab tidak membuatnya diasingkan, tetapi justru ia mampu meraih keuntungan yang jauh lebih baik dibanding dengan para pedagang lain. Muhammad telah melakukan sebuah istilah yang baru diangkat pada tahun 2002 oleh Sam Hill dan Glenn Rifkin yaitu, Radical Marketing. Radikal bukan dalam artian yang negatif atau bahkan destruktif, tetapi radikal dalam artian berbeda, dan dengan perbedaan tersebut dapat menjadi sebuah solusi bagi permasalahan yang sering timbul pada pola perdagangan konvensional pada masa itu. Muhammad mempunyai cara pandang yang berbeda dengan
para pengusaha pada masanya. Apabila dasar-dasar dari Radical Marketing yang dikemukakan oleh Sam Hill dan Glenn Rifkin kita sematkan pada diri Muhammad maka kita akan menemukan banyak kesamaan. Uniknya, semua dasar itu dilakukan seorang diri bahkan jauh sebelum dasar tersebut diangkat ke permukaan dan menjadi sebuah bentuk pemasaran yang berbeda.
Dalam berdagang, Muhammad tidak hanya fokus di kota Mekkah saja tetapi melakukan ekspor sampai ke negeri Syam seperti Palestina, Syria, Libanon dan Yordania. Muhammad menganjurkan untuk selalu bermurah hati, menjauhi sumpah yang berlebihan untuk mempromosikan, tidak menyaingi harga jual orang lain (perang harga) dan tidak memotong jalur distribusi. Muhammad tidak hanya menggunakan data untuk memikirkan bagaimana caranya meningkatkan pertumbuhan perusahaan yang pada akhirnya akan menaikkan omzet perdagangan. Tetapi ia menggunakan kebiasaan orang-orang untuk menciptakan batasan-batasan perilaku yang akan mendukung pada praktik perdagangan.

2. Muhammad dalam melakukan Bauran Pemasaran

Ketika seorang Muhammad menjual, ia pun telah menggunakan konsep-konsep dagang yang apabila dikembangkan dengan lebih dalam akan menjadi konsep Marketing Mix yang kita kenal sekarang.

v    Konsep Produk yang Digunakan oleh Muhammad
Konsep yang pertama dalam hal Product, Muhammad selalu menjelaskan dengan baik kepada semua pembelinya akan kelebihan dan kekurangan produk yang ia jual. Kejujuran, sekali lagi memegang peranan utama dalam perniagaan Muhammad. Kejujuran adalah cara yang paling murah walau dirasakan sangat sulit dan telah menjadi barang yang sangat langka. Dengan selalu jujur pada konsumen mengenai baik buruknya atau kekurangan dan kelebihan suatu produk akan membuat konsumen percaya pada kita. Mereka tidak akan merasa dibohongi dengan ucapan kita.

v    Konsep Promosi yang Digunakan oleh Muhammad
Dalam menjual pun Muhammad tidak pernah melebihlebihkan produk dengan maksud untuk memikat pembeli. Muhammad dengan tegas menyatakan bahwa seorang penjual harus menjauhkan diri dari sumpah-sumpah yang berlebihan dalam menjual suatu barang. Muhammad pun tidak pernah melakukan sumpah untuk melariskan dagangannya. Kalau pun ada yang bersumpah, Muhammad menyarankan orang itu untuk tidak melakukan sumpah tersebut secara berlebihan.

v    Konsep Harga yang Digunakan oleh Muhammad
Tidak diperbolehkannya pembatasan harga komoditi di masa Muhammad merupakan cerminan pemikiran yang mewakili konsep Pricing. Muhammad bersabda, “Janganlah kamu menjual menyaingi penjualan saudaramu”. (HR. Bukhari, dari Abdullah bin Umar Ra.). Konsep persaingan yang sehat dalam menentukan harga sudah ditekankan oleh Muhammad. The war of price (perang harga) tidak diperkenankan karena bisa menjadi bumerang bagi para penjual. Secara tidak langsung Muhammad menyuruh kita untuk tidak bersaing di price tetapi bersaing dalam hal lain seperti quality (kualitas), delivery (layanan) dan value added (nilai tambah).

v    Konsep Distribusi / Lokasi yang Digunakan oleh Muhammad
Pada masa Muhammad, telah ada kecenderungan orangorang untuk memotong jalur distribusi. Hal ini tidak luput dari perhatiannya. Muhammad melarang menyongsong (mencegat) pedagang (sebelum tiba di pasar), dan melarang orang kota membeli dagangan orang desa. Inti dari pelarangan tersebut adalah untuk menghindarkan adanya tengkulak (perantara). Pemotongan jalur distribusi yang resmi dapat merugikan beberapa pihak. Misalkan, kita pergi ke pasar induk, lalu membeli sayuran langsung pada petani yang baru datang dengan dagangannya. Jadi kita memotong jalur distribusi petani, hal ini jelas merugikan pedagang kios yang seharusnya menjadi pembeli hasil petani. Kita memang mendapatkan barang yang kita inginkan dengan harga yang murah tetapi yang kita lakukan telah merugikan orang lain. Ini yang ingin dihindarkan oleh Muhammad. Hal lain yang menjadi perhatian adalah adanya orang lain yang menjadi perantara perniagaan dengan maksud mendapatkan keuntungan dari transaksi dengan cara tidak baik. Menurut Muhammad, sebuah transaksi yang baik adalah transaksi yang didalamnya tidak ada pihak yang dirugikan dan saling menguntungkan.

3. Muhammad dalam Menjual

Ada sebuah kisah yang mengatakan bahwa Muhammad telah melakukan transaksi dagang dengan menawarkan sebuah kain pelana dan sebuah bejana untuk tempat minum. Muhammad
bersabda, “Siapa yang ingin membeli kain pelana dan bejana air mimum?” Seorang laki-laki menawarnya dengan satu dirham, dan Muhammad menanyakan apakah ada yang hendak menawar dengan harga yang lebih tinggi. Seorang lagi menawar dengan harga dua dirham, dan Muhammad pun menjualnya pada orang itu.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibn Majah dari Anas). Nilai yang dapat diambil dari kisah tersebut adalah, Muhammad selalu memberikan kemudahan dalam bertransaksi. Walaupun saat itu Muhammad berada dalam posisi sebagai price maker, saat ia tidak dengan seenaknya menaikkan harga jual dari suatu barang. Dalam menjual Muhammad berpegang teguh pada prinsip-prinsip berdagang yang ia miliki sehingga pada akhirnya dapat membawa keuntungan yang berlipat ganda sekaligus
limpahan kebaikan.
Pertama, penjual tidak boleh mempraktikkan kebohongan dan penipuan mengenai barang-barang yang dijual pada pembeli. Penipuan yang dimaksud disini berkenaan dengan hal-hal
seperti pengurangan timbangan, menukar barang yang hendak dibeli dan sumpah palsu. Anjuran ini juga berlaku pada kegiatan promosi. Periklanan yang semakin tidak memiliki kredibilitas telah diingatkan oleh Muhammad sejak abad ke 7.
Kedua, penjual harus menjauhkan diri dari sumpah yang berlebihan dalam menjual suatu barang. Dalam mengiklankan produk atau jasa tidak dibenarkan untuk melakukan pembodohan dengan cara berdusta. Sebaik apa pun cara yang dipakai, sehalus apa pun bahasa yang digunakan, tetap sumpah yang berlebihan tidak akan membawa kebaikan dalam berdagang.
Ketiga, hanya dengan sebuah kesepakatan bersama, atau dengan suatu usulan dan penerimaan suatu penjualan akan sempurna. Muhammad sangat menghargai hak-hak individu dalam berdagang. Dari pihak pedagang maupun pihak pembeli. Dalam prinsip perdagangan yang digunakan oleh Muhammad, tidak ada satu pihak yang mempunyai keistimewaan yang lebih dari pihak yang lain. Kadang dalam transaksi jual beli ada satu pihak yang merasa dirugikan atau melakukan transaksi dengan sebuah keterpaksaan. Kesepakatan yang terjalin pun hanya ada pada satu pihak. Ketidaksempurnaan ini terjadi karena kedua pihak tidak ada yang mau mengalah. Mengapa? Karena tidak adanya saling bermurah hati. Sikap murah hati ini tidak hanya berlaku untuk pengusaha tapi juga untuk customer. Apabila telah terbentuk paradigma bermurah hati, kesempurnaan dalam transaksi pun akan menjadi nyata dan pada akhirnya tidak akan ada keluh kesah yang menjadi buntut dari jalannya sebuah transaksi.
Keempat, penjual harus tegas terhadap timbangan dan takaran.
Kelima, orang yang membayar dimuka suatu barang tidak boleh menjualnya sebelum barang tersebut menjadi miliknya.
Keenam, Muhammad dengan tegas melarang adanya monopoli dagang. Monopoli dalam hal ini berkenaan dengan penahanan barang komoditi oleh pihak-pihak tertentu yang ingin meraup keuntungan di saat barang tidak tersedia di pasar, sehingga mereka dapat menjual dengan harga dengan sewenang-wenang. Muhammad bersabda, “Pedagang yang mau menjual barangnya dengan spontan akan diberi kemudahan, tetapi penjual yang
menimbun barang akan mendapat kesusahan.” (HR. Ibnu Majah dan Thusiy)
Ketujuh, tidak boleh ada harga komoditi yang melebihi batas.
Ketujuh poin di atas telah dengan jelas mengatur tata cara berdagang yang baik. Muhammad bersabda, “Apabila dua orang telah melakukan jual beli maka tiap-tiap orang dari keduanya boleh khiyar (memilih meneruskan jual beli atau tidak) selama mereka belum meninggalkan berpisah dan keduanya masih berkumpul, atau salah satu dari keduanya telah memberi khiyar pada yang lain dan keduanya telah melakukan jual beli atas dasar khiyar itu, maka sesungguhnya jual beli itu haruslah dilakukan atas yang demikian”. (HR. Bukhari). Jika keduanya telah berpisah sesudah melakukan jual beli, sedang yang satu lagi belum meninggalkan (tempat) jual beli, maka jual beli itu harus berlaku demikian (setelah keduanya melakukan transaksi dan berpisah dari tempat jual-beli, maka tidak boleh ada lagi transaksi yang membatalkan perjanjian awal). Kemudahan dalam bertransaksi menjadi anjuran Muhammad.
C. HEART SHARE

1. Muhammad dalam melakukan Branding

Personal Branding telah dikenal dalam Islam, yaitu melalui Muhammad. Bagaimana sulitnya “musuh-musuh” Muhammad ketika berkumpul dan mencari cara menghancurkan nama baik Muhammad lewat word of mouth yang menjelek-jelekkan (fitnah). Ketika ada usulan untuk menyebar isu bahwa Muhammad adalah pembohong kemudian ditentang oleh yang lain. Bagaimana mungkin dituduh pembohong, sejak kecil Muhammad dikenal tidak pernah berbohong sampai diberi gelar al-amin (dapat dipercaya). Usulan kedua, yaitu dengan menyebar isu bahwa Muhammad seorang penyihir. Usulan tersebut ditentang lagi oleh yang lain karena Muhammad tidak pernah meniup buhul-buhul sebagaimana yang dilakukan para penyihir pada waktu itu. Akhirnya disepakati bahwa mereka akan menyebar isu bahwa Muhammad adalah orang gila tetapi isu itu tidak bertahan lama karena memang tidak terbukti. Masyarakat tidak akan selamanya bisa dibodohi. Betapa kuatnya brand Muhammad di mata masyarakat sehingga tidak seorangpun bisa mengubah kekuatan branding Muhammad. Pada usianya yang menginjak 25 tahun, Muhammad muda telah banyak melakukan perjalanan dagang dan sebagian besarnya dengan membawa nama Khadijah, seorang pengusaha yang cukup disegani pada waktu itu. Setelah beberapa kali melakukan transaksi dagang dengan Muhammad, akhirnya Khadijah tertarik dengan kepribadian Muhammad yang kemudian menikah dan menjadi pasangan suami istri. Sebelumnya Muhammad kerap kali berdagang dengan menggunakan modal yang diberikan oleh orang-orang kaya dan anak-anak yatim yang tidak mampu menjalankan usahanya sendiri. Dengan bermodalkan kepercayaan, sikap jujur dan integritasnya.

2. Muhammad dalam melakukan Process

Pada awal perdagangan, Muhammad benar-benar memulai semuanya dari nol. Pernah ia menjadi agen untuk beberapa pengusaha kaya di kota Mekah. Dengan kegiatan tersebut, Muhammad dapat mengetahui lokasi-lokasi perdagangan di mana tempat membeli (supplier) dan di mana tempat menjual (pasar-pasar) di daerah utara, timur dan barat dari jazirah Arab. Ditambah dengan pengetahuan yang rinci mengenai kebiasaan penduduk setempat membuat Muhammad dapat melakukan proses perdagangan dengan baik. Hubungan baik yang mendasari perdagangan Muhammad membuat ia mempunyai banyak jaringan yang mendukung akan usaha perdagangan yang dilakukan. Dalam proses ini pun Muhmammad tetap mempertahankan perilaku jujur yang dimiliki. Saib ibn Ali Saib, dalam buku Muhammad sang Pedagang, menceritakan pengalaman berdagang dengan Muhammad. Ia mengatakan bahwa Muhammad selalu lurus dalam setiap perhitungannya. Bermuamalah menggambarkan hubungan antara dua belah pihak yang salah satunya berkedudukan lebih tinggi dari pihak yang lain. Dalam hal ini, hubungan yang dimaksud dapat berupa hubungan antara perusahaan dengan mitra usaha, distributor, supplier, karyawan, investor dan pelanggan. Penulisan perjanjian dengan adil menggambarkan bahwa dalam perjanjian haruslah terdapat kejelasan mengenai hak dan kewajiban kedua belah pihak beserta waktu yang telah ditentukan. Kejujuran dan tidak adanya pihak yang dirugikan menjadi dasar perjanjian tersebut. Untuk menghindari penyelewengan dan sanksi diperlukan seorang penulis sebagai pihak ketiga, dalam hal ini yang berkompeten dalam tata cara penulisan perjanjian. Muhammad menekankan pada ketelitian atau detail dalam melakukan process, salah satunya dalam melakukan transaksi.

3. Muhammad dalam melakukan Service

Pelayanan pada saat melakukan transaksi merupakan hal yang menjadi perhatian bagi seorang Muhammad. Ia yang awal telah menciptakan image sebagai orang yang ramah dan baik saat ia sebagai pengusaha, lebih lagi dalam kesehariannya. Sikap ikhlas mewarnai setiap langkah beliau. Abdullah ibn Abdul Hamzah mengatakan, “Aku telah membeli sesuatu dari Muhammad sebelum beliau menerima tugas kenabian dan karena masih ada suatu urusan dengannya maka aku menjanjikan untuk mengantarkan padanya tetapi aku lupa. Ketika teringat tiga hari kemudian, aku pun pergi ke tempat tersebut dan menemukan Muhammad masih berada disana.” Muhammad berkata, “Engkau telah membuatku resah, aku berada di sini selama tiga hari menunggumu.” (HR. Abu Dawud). Muhammad benar-benar menghargai pelanggannya sebagaimana ia menghargai dirinya sendiri. Bahkan ia mendahulukan kepentingan pelanggan di atas kepentingannya sendiri. Hal ini merupakan cara paling efektif dalam mempertahankan konsumen sehingga yang terjadi adalah hubungan yang sangat baik antara pengusaha dengan pelanggan, dan pada akhirnya loyalitas konsumen akan terbentuk dengan sendirinya. Muhammad tidak hanya memAndang service diperlukan hanya pada saat kita menjual tetapi juga pada saat kita membeli.

D. SOUL SHARE

1. Jujur

Muhammad menyadari sepenuhnya bahwa marketing yang sesungguhnya bukanlah sebatas produk atau service tetapi lebih pada muatan emosi yang terkandung. Sikap jujur adalah inti dari nilai tambah dan pengalaman lebih yang akan ditawarkan. Sebaik apa pun value yang kita coba tawarkan pada konsumen apabila kita tidak bersikap jujur akan menjadi sia-sia. Emosional value yang memorable, seperti kata Hermawan Kartajaya dalam Hermawan on Marketing telah dianjurkan oleh seorang Muhammad lengkap dengan sembilan elemen inti pemasaran. Sebelum memulai karir sebagai pengusaha, Muhammad telah lama dikenal sebagai seorang yang dapat dipercaya oleh semua orang. Setelah Muhammad melakukan perniagaan sikap tersebut tidak berkurang sedikit pun. Sikap jujur yang menjadi dasar kegiatan dan ucapan Muhammad secara otomatis membuahkan kepercayaan jangka panjang dari semua orang yang berinteraksi dengannya (long term relationship based on trust) baik dalam hal bisnis maupun kehidupan sehari-hari. Seorang pegawai yang jujur akan mendapat nilai lebih di mata para atasannya. Seorang pengusaha yang jujur akan dengan tenang menjalankan usahanya. Sebuah perusahaan yang jujur akan mendapatkan kepercayaan dari para pelanggannya. Sikap jujur adalah kunci utama dari kepercayaan pelanggan. Kepercayaan bukanlah sesuatu yang diciptakan. Tetapi kepercayaan adalah sesuatu yang dilahirkan.

2. Ikhlas

Walaupun Muhammad telah mendapatkan kepercayaan dari pihak konsumen, tapi ia tidak memanfaatkan kepercayaan tersebut untuk mendapatkan laba yang lebih banyak. Muhammad bersabda, “Aku bagaimana pun hanya seorang manusia. Jika kalian membawa satu perkara ke hadapanku dan salah satu dari kalian lebih fasih berbicara dari yang lain setelah mendengar pendapat, sangatlah mungkin aku akan memutuskan perkara tersebut menurut kepentingannya”. Sikap ikhlas akan membuat hidup kita lebih bersahaja. Jika kita tidak memiliki kemampuan yang kompeten pada satu bidang atau potensi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan tidak mampu menaklukkan suatu segmen pasar, maka dengan sikap ikhlas kita tidak akan terbebani karena terlalu memaksakan diri. Ikhlas akan jadi penyeimbang dalam kehidupan kita. Banyak buku panduan yang memberikan cara-cara untuk menjadi kaya namun mereka tidak memberikan panduan mengenai hal yang harus dilakukan setelah kita mendapatkan kekayaan. Muhammad yang pada akhirnya menjadi penguasa jazirah Arab sesungguhnya memiliki kekayaan yang berlimpah. Namun dengan sikap ikhlasnya, ia lebih memilih sikap bersahaja untuk mendapatkan ketenangan batin. Sebuah hal yang sampai kapan pun tidak akan dapat dinilai dengan uang. Namun perlu ditekankan bahwa dalam hal ini, sikap ikhlas bukan berarti menerima dengan apa adanya dengan sikap tidak mau berusaha, tidak mau bersusah payah atau tidak bersungguh-sungguh.

3. Profesional

Muhammad menekankan pada pentingnya sikap profesional dalam pekerjaan. The Right Man on The Right Job menjadi inti dari sikap profesional. Sikap ini menjauhkan dari sifat malas, tidak mau berusaha dan hanya menerima tanpa ada usaha untuk menuju ke arah yang lebih baik. Muhammad pernah mengingatkan, apabila menempatkan seseorang bukan pada pekerjaan yang dia kuasai maka bersiaplah untuk mengalami kehancuran. Orang yang tidak kompeten dalam menjalankan suatu bidang atau pekerjaan tertentu hanya akan memperburuk keadaan. Seorang yang profesional juga akan selalu bersikap cermat dalam setiap perbuatan yang dilakukan, karena ia percaya bahwa hari esok harus lebih baik dari hari ini. Muhammad bersabda, “Yang terbaik dari kalian (manusia) adalah yang tidak mengabaikan dunia demi mengejar Hari Akhir, atau yang mengejar Hari akhir demi dunia ini dan tidak menjadi beban bagi orang lain.” Penekanan pada “Tidak menjadi beban untuk orang lain” memicu sikap untuk terus berusaha mengejar cita-cita atau target yang diinginkan. Pada akhirnya, sikap ini akan membawa seorang individu pada pemanfaatan waktu dan sumber daya yang semakin efektif dan efisien. Hanya karena adanya penekanan pada sikap ikhlas tidak berarti setiap orang menjadi malas. Profesionalisme dan ikhlas adalah dua hal yang saling berkaitan dan saling menyeimbangkan. Ikhlas menjaga seseorang dari sikap terlalu memaksakan diri dan menerima apa pun hasilnya setelah usaha yang optimal. Profesionalisme menjaga dari sikap malas dan hanya menerima apa adanya tanpa ada usaha yang optimal.

4. Silaturahmi

Silaturahmi pada dasarnya adalah formula untuk menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, lingkungan, makhluk hidup yang lain, dan tentu saja dengan Tuhan. Dengan silaturahmi, kita melakukan suatu hubungan atas dasar kasih sayang. Silaturahmi adalah kunci dalam melakukan usaha sebagai sarana untuk menuju sumber daya yang tidak terbatas (unlimited resources). Karena dengan silaturahmi, kita akan mampu membentuk komunikasi dua arah dan pada akhirnya akan mampu mengetahui dan memahami apa-apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Jadi, pada saat itu tepatnya pada abad ke-7, Muhammad sudah menekankan pada pentingnya silaturahmi dalam rangka mengetahui costumer insight dengan menggunakan silaturahmi sebagai salah satu seni dalam berdagang yang tentu saja secara tidak langsung akan menaikkan omzet perdagangan. Dengan silaturahmi kita dapat membangun jaringan kerja (networking) yang tidak terbatas. Silaturahmi memiliki arti dan pengertian yang jauh lebih dalam daripada hanya sebatas hubungan bisnis. Silaturahmi, sebuah sikap dalam menjalin hubungan dengan siapa pun atas dasar jujur, ikhlas dan professional.

5. Murah Hati

Muhammad, di sisi lain berkata, “Kamu lebih mengetahui duniamu daripada aku”. Hal tersebut menegaskan bahwa walaupun telah mendapatkan total trust dari pelanggan, Muhammad tidak pernah menawarkan semua jenis produk atau menjanjikan semua solusi untuk semua orang. Murah hati yang membentuk marketing Muhammad menjaga siapa pun dari melakukan sikap pembodohan dan pemanfaatan konsumen. Murah hati adalah the center of soul marketing, sebuah konsep marketing yang dilakukan oleh Muhammad. Kejujuran menghasilkan kepercayaan, keikhlasan menghasilkan ketenangan dalam bekerja, profesionalisme menghasilkan kesungguhan dan dedikasi tinggi serta silaturahmi membentuk jaringan kerja dan keuntungan moril dan materil yang tidak terbatas. Dengan didasari sikap murah hati dan cara kerja dari keempat elemen tersebut yang berkesinambungan akan membentuk sebuah pola pikir yang ideal, sebuah paradigma baru yang berpusat pada sikap murah hati. Ini adalah the real solution dalam marketing yang dilakukan oleh Muhammad. Muhammad bersabda, “Allah memberikan rahmat-Nya pada setiap orang yang bersikap baik ketika menjual, membeli dan membuat suatu pernyataan”. Muhammad bukanlah seorang pengusaha yang profit oriented, tetapi ia lebih mementingkan pada pengikatan hubungan
jangka panjang dengan para pelanggannya. Dengan hubungan jangka panjang dengan didasari saling menghormati dan percaya, Muhammad justru menghasilkan profit lebih baik dibanding para pengusaha lain pada waktu itu. Muhammad dengan formula sederhananya telah menyentuh jiwa setiap orang yang berinteraksi dengannya sehingga dapat dikatakan bahwa Muhammad telah menyentuh soul-share dari customer. Di luar kapasitas Muhammad yang jauh di atas semua orang, jejak langkahnya yang menekankan pada kejujuran, keikhlasan, profesional dan senantiasa bermurah hati adalah sebuah konsep sederhana dengan efek yang luar biasa. Penambahan nilai pada produk atau jasa yang diiringi dengan pengalaman yang menyertai ternyata tidak mencukupi untuk mempertahankan loyalty customer. Dengan Loyalty, dari sisi customer masih ada kecenderungan untuk berpindah ke produk lain dan dari sisi perusahaan masih bisa timbul kecenderungan untuk melakukan pembodohan yang ujung-ujungnya duit. Soul marketing dapat membentuk suatu hubungan jangka panjang antara company dan customer yang didasari atas sikap saling menghormati, saling mempercayai dan saling menguntungkan.

BAB III
PENUTUP


Kritik dan Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca terutama pada Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Lembaga Keuangan Syariah, agar dalam pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan saran semuanya, penulis mengucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA


http://kumpulanebookbisnisgratis.blogspot.com/2012/10/buku-gratis-marketing-muhammad.html
https://ipank01.wordpress.com/2012/06/05/download-ebook-strategy-marketing-muhammad/

Biografi Pemakalah


Nama                : Miftahuddin
Tempat dan Tanggal Lahir    : Pekalongan, 05 April 1995
Motto                : Ta’allam. Fa innal ‘ilmi Zainun Li ahlihi

0 komentar:

Posting Komentar